
Desiminasi Bimtek Fasda 7 Jurus BK Hebat Jurus 1 Kenali Potensi Jurus 2 Kelola Emosi
Spenker. Kegiatan Desiminasi Kelola Emosi pada Rabu (30/10/2025) dengan Ibu Nurhidayah, SPd sebagai Pemateri yang diikuti seluruh Pendidik UPT SMP Negeri 1 Kerek di tempat Ruang Laboratorium IPA. Kegitan ini dibuka Kepala UPT SMP Negeri 1 Kerek Bapak Drs. Joko Agus Sulistiono, M.Pd. Beliua menjelaskan bahwa kegitan deesiminasi ini sebagai pengibasan Bimtek Fasda Jurus 1 Kenali Potensi dan Jurus 2 Kelola Emosi. Kegitan ini bertujuan membantu guru memahami, menyadari, dan mengenali potensi serta mengendalikan emosinya dengan bijak. Hal ini berdasarkan hasil observasi selama kegiatan pendampingan menunjukkan bahwa sebagian guru memiliki potensi luar biasa dalam membangun kedekatan dengan siswa, tetapi belum menyadari bahwa kemampuan tersebut merupakan kekuatan yan bisa dikembangkan menjadi gaya bimbingan atau pembelajaran yang khas. Ada pula guru yang memiliki kemampuan teknologi, komunikasi visual, atau empati tinggi, namun belum percaya diri untuk mengoptimalkannya dalam pembelajaran atau layanan bimbingan.

“Guru merupakan faktor penentu dalam keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Selain kompetensi pedagogik dan profesional, guru juga perlu memiliki keterampilan sosial-emosional agar mampu menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, dan berempati terhadap murid. Namun, dalam praktik sehari-hari, banyak guru menghadapi tantangan dalam,” ujar pemateri Ibu Nur Hidaya yang mengampu Guru BK UPT SMP Negeri 1 Kerek.
Selanjutnya ia menjelasakan bahwa dalam praktik sehari-hari, banyak guru menghadapi tantangan dalam mengelola emosi, baik saat menghadapi tekanan kerja, perilaku murid yang menantang, maupun dinamika rekan sejawat. Ketidakmampuan mengendalikan emosi seringkali berdampak pada kualitas pembelajaran dan hubungan interpersonal di sekolah. Iimplementasi jurus “Kelola Emosi”, salah satu dari 7 Jurus BK Hebat, yang bertujuan membantu guru memahami, menyadari, serta mengendalikan emosinya dengan bijak. Jurus ini juga diharapkan dapat memperkuat kapasitas guru dalam menerapkan pendekatan Social Emotional Learning (SEL) di kelas, sehingga guru dapat menjadi teladan bagi peserta didik dalam pengelolaan emosi positif. Disamping itu juga pengenalan metode ARKA kepada guru mata pelajaran.
“ Setelah mengikuti kegitan Desiminasi Kelola Potensi dan Emasi, saya merasakan mendapatkan pengatahuan bagaimana Tujuh Jurus BK Hebat tentang metode pembelajaran ARKA. Saya akan mencoba menerapkan metode ini di mata pelajaran Bahasa Indonesia,” kata satu Guru Bahasa Indonesia Bapak Didik Triyanto, M.Pd sebagai peserta desiminasi.
“Setelah disampaikan Tujuh Jurus BK Hebat, yakni metode ARKA, yakni Aktivitas, Refleksi, Konsep, dan Amplikasi.Dari jurus ini, nanti akan saya terapkan di kelas sebagai implementasi hasi desiminasi Kelola Potensi dan Emosi, “ terang Ibu Titin Enda Sulistiowati, S.Pd Guru IPA.
Melalui kegiatan Desiminasi jurus 1 Kenali Potensi ini, guru mulai menyadari bahwa potensi seperti kemampuan mendengar dengan hati, kepekaan membaca emosi siswa, kemampuan bercerita, atau keterampilan menggunakan media kreatif adalah kekuatan penting dalam proses pendampingan. Beberapa guru mengungkapkan bahwa mereka baru menyadari bahwa “mengenali potensi murid sangat diperlukan untuk melaksankan pembelajaran sehingga yang disukai siswa” merupakan potensi yang bisa dikembangkan menjadi gaya belajar yang khas. Guru juga menunjukkan antusias dalam menyusun rencana aksi penerapan potensi diri, seperti menggunakan cerita inspiratif sebelum konseling, lebih banyak bertanya reflektif daripada menasihati, atau membangun pendekatan komunikasi non-formal saat siswa terlihat tertutup. Kesadaran awal ini menjadi langkah penting menuju pendampingan yang lebih bermakna dan berbasis kekuatan personal guru.
Oleh karena tu, guru merupakan agen penting dalam pengembangan potensi peserta didik. Namun dalam praktiknya, tidak semua guru memiliki kesadaran penuh terhadap potensi mengajar kekuatan personal, dan gaya interaksi yang menjadi keunggulan masing-masing. Beberapa guru merasa terjebak dalam rutinitas mengajar tanpa melakukan refleksi terhadap potensidirinya sebagai pendidik. Hal ini menyebabkan pembelajaran kurang hidup, komunikasi dengan siswa kurang berdaya, serta pendekatan pembelajaran cenderung seragam dan tidak berbasis kekuatan pribadi guru.
Sejalan dengan Guru sebagai penentu dalam keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Selain kompetensi pedagogik dan profesional, guru juga perlu memiliki keterampilan sosial-emosional agar mampu menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, dan berempati terhadap murid. Namun, dalam praktik sehari-hari, banyak guru menghadapi tantangan dalam mengelola emosi, baik saat menghadapi tekanan kerja, perilaku murid yang menantang, maupun dinamika rekan sejawat. Ketidakmampuan mengendalikan emosi seringkali berdampak pada kualitas pembelajaran dan hubungan interpersonal di sekolah. Iimplementasi jurus “Kelola Emosi”, salah satu dari 7 Jurus BK Hebat, yang bertujuan membantu guru memahami, menyadari, serta mengendalikan emosinya dengan bijak. Jurus ini juga diharapkan dapat memperkuat kapasitas guru dalam menerapkan pendekatan Social Emotional Learning (SEL) di kelas, sehingga guru dapat menjadi teladan bagi peserta didik dalam pengelolaan emosi positif. Disamping itu juga pengenalan metode ARKA kepada guru mata pelajaran.(Jurnalis.Spenker)

